PAPPILAJARANG 5 ARU

 ARU

Aru adalah sejenis puisi Makassar yang biasa diperagakan disertai ucapan dan gerak. Jumlah barisnya bermacam-macam, tetapi kata-katanya tertentu, irama dan lagunya juga tertentu sesuai dengan gerakan jiwa dan gerakan tubuh orang yang mengucapkannya.

Aru merupakan janji setia yang biasa diucapkan oleh seorang hulubalang atau perwira, tubarani dalam bahasa Makassar pada suatu upacara tertentu, misalnya upacara siap siaga untuk menghadapi suatu perang. Biasa juga dilakukan pada waktu diadakan upacara perkawinan. Sambil memegang hulu keris atau badiknya atau mengayunkannya dengan sikap yang gagah perkasa serta semangat yang berkobar-kobar, tubarani mengucapkan ikrar di hadapan raja atau pemerintah dan rakyat. Jadi, dapat dikatakan bahwa aru itu sebagai alat yang penting untuk membakar semangat perjuangan (Sikki dan Nasruddin, 1995).

Contoh Aru

Latin

Lontarak

Arti

Tojeng karaeng

Tojeng-tojeng karaeng

Cinik-cinik sai sallang

Ata matojen-tojenta

Ata makbannang kebokta

 

Burakne tojenga

Katimbang laki-lakia

Bukkuruk tanikadoa

Jangang tanipakurrua

Tenala tonrolok tanarakkai

Burakne nasampeangang

Barani malanjo-lanjo

 


Tojeng karaeng

I pantarak tompi sallang karaeng

Ri parang pattunggalengang

 


Nampa nicinik

Balembeng batang rappoa

Tonasak batang jambua

Inai-nai sallang karaeng

Tampateteki ri adak

Tampaempoki ri kontu tojeng

 


Kupannepokangi sallang

Pasorang ri tannga parang

Kupanreppekangi panjalling

Ri barugaya

 

 

toej krea

toej toej krea

cini cini sai sl

at mtoej toejt

at mbn ekbot

 

buren toejG

ktib lki lkia

bukuru tnikdoa

jG tnipkurua

etny toloro tnrkai

buren nsepaG

brni mljo ljo

 

 toej krea

ai ptr topi sl krea

ri pr ptugelG

 


np nicini

beleb bt rpoa

tons bt jbua

ainai nai sl krea

tpetetki ri ad

tpeapoki rikotu toej

 

 

kupenpokGi sl

psor ri tG pr

kuperepkGi pjli

ri brugy

Sungguh tuanku

Sungguh-sungguh tuanku

Lihat saja nanti

Hambamu yang berhati sungguh

Hambamu yang tulus Ikhlas

 

Laki-laki yang diandalkan

Belalang Jantan

Terkukur yang tak terpikat

Ayam yang tak dihimbau

Laki-laki yang tak mengenal

Perintang jagoan yang tak dilawan

Berani tak ada taranya

 

Sungguh tuanku

Nanti di medan laga

di medan tempur

 


baru tampak

banir di batang pinang

teras di batang jabu

barang siapa nanti tuanku

tak mengenal kedudukanmu

tak tahu derajatmu

 


akan kuhajar dengan tombak

akan kuremuk redamkan

di Tengah selasar


Komentar

Postingan populer dari blog ini