TEMA 4 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
TEMA 4. BERBAGAI PEKERJAAN
SUBTEMA 1. JENIS-JENIS PEKERJAAN
PEMBELAJARAN 1
MATERI PEMBELAJARAN 1 DAPAT DIAKSES PADA LINK ATAU TAUTAN BERIKUT:
Ayo Membaca
Ketika liburan tiba, Lani
mengunjungi kakeknya. Kakek Lani tinggal di daerah pegunungan. Udara di sana
terasa sejuk, berbeda dengan udara di tempat tinggal Lani. Setiap pagi, Lani
tidak pernah bosan menemani kakeknya berjalan pagi. Tempat tinggal Kakek Lani
dekat perkebunan teh. Kakeknya sering mengajak Lani berjalan-jalan mengitari
perkebunan teh.
Lani diberitahu oleh kakeknya
bahwa teh merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di daerah
berudara sejuk.
Tempat
Hidup Tanaman Teh
Teh merupakan minuman yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Di Indonesia
tanaman teh tumbuh subur di wilayah pegunungan yang berudara sejuk.
Teh merupakan salah satu
tanaman yang tumbuh di daerah dengan ketinggian antara 200 sampai dengan 2.000
meter di atas permukaan laut. Tanaman teh dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan
suhu antara 14°–25°C, yang cukup mendapat curah hujan karena tanaman teh tidak
tahan terhadap kekeringan. Curah hujan sangat dibutuhkan untuk menjaga
perakaran tanaman teh.
Di Indonesia, perkebunan teh
tersebar di beberapa wilayah pegunungan di Pulau Jawa dan Sumatera. Kedua pulau
tersebut sangat mendukung pertumbuhan teh karena tanahnya sangat subur.
Beberapa daerah perkebunan teh di Pulau Jawa antara lain Ciwidey dan Bogor
(Jawa Barat), Brebes dan Wonosobo (Jawa Tengah), dan Malang (Jawa Timur). Adapun
perkebunan teh di Pulau Sumatera antara lain di Simalungan (Sumatera Utara) dan
Kerinci (Jambi).
Pohon teh juga berfungsi untuk
mencegah terjadinya erosi. Tanaman teh yang ditanam berjajar rapi dengan jarak
satu meter dapat menahan derasnya aliran air sehingga tanah tidak terkikis
terbawa air. Jadi, selain berfungsi sebagai bahan minuman, teh juga berfungsi
untuk menjaga lingkungan
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Di
mana tanaman teh dapat tumbuh dengan baik?
2. Bagaimana
caranya agar tanaman teh bisa bermanfaat menahan erosi?
3.
Apa yang terjadi apabila tanaman teh terus
menerus dikonsumsi besar-besaran?
4.
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh petani teh
agar tumbuhan teh tetap bertahan?
5.
Apa yang dapat kamu lakukan agar tanah yang
digunakan untuk menanam tetap subur?
Setiap tanaman yang kita
konsumsi harus dijaga kelestariannya. Begitu juga tanah yang ditanaminya.
Tanaman dan tanah adalah sumber daya alam yang harus kita jaga keberadaannya.
Penggunaan yang berlebihan akan merugikan kita.
Buatlah peta pikiran yang berisikan informasi tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dan kelestarian sumber daya alam bagi manusia.
Ayo Menulis
Banyak masyarakat yang
menikmati teh. Akan tetapi, tahukah kamu tentang proses pembuatan teh? Amati
gambar di bawah ini!
Apa yang kamu ketahui tentang
jenis pekerjaan di sekitarmu? Bandingkan temuanmu dengan informasi yang
dimiliki temanmu!
Tulislah hasilnya dalam
diagram Venn. Diagram Vennmu harus memuat dua jenis pekerjaan, daerah mereka
bekerja, apa yang dikerjakan, hasil yang diperoleh, dampak dari pekerjaan
mereka bagi masyarakat dan pekerja.
Ayo Berdiskusi
Tanaman memberikan manfaat
bagi manusia. Apabila tidak berhati-hati dalam memanfaatkannnya tumbuhan akan
punah. Manusia akan mengalami kesulitan. Oleh sebab itu, kita wajib menjaga
keberadaan tanaman dengan menanam kembali serta menjaga lingkungannya.
Bacalah cerita berikut!
Taman
Bermain yang Hilang
Malam hari merupakan malam
yang ditunggu oleh Kupi, kepiting kecil. Ia menikmati saat-saat berjalan
pelahan di gundukan pasir bersama ayahnya. Mereka menanti datangnya air pasang,
yang akan membawa mereka ke dunia yang berbeda. Ya, Kupi selalu menanti
saat-saat mereka terempas oleh air pasang, lalu tiba di hutan bakau. Nanti di
sana ia pasti akan bertemu dengan teman-teman kecilnya yang lain. Upi si udang
kecil, Kuro si kura-kura, dan teman-teman yang lebih besar seperti Bangau Cilik
dan Momo si monyet. Di antara akar bakau mereka bisa bermain kejar[1]kejaran,
petak umpet, atau tidur di sela akar yang melintang. Seru sekali saat-saat itu.
Adakalanya mereka berpisah,
terbawa oleh pasang surut, kembali ke laut bebas. Namun, suatu hari mereka
bertemu lagi dan bermain bersama lagi. Suasana di hutan bakau tentu berbeda
dengan suasana di laut lepas. Airnya pun berbeda. Tidak asin seperti air laut,
tetapi tidak juga tawar. Kupi tidak tahu apa namanya. Berbeda, tetapi Kupi dan
teman-teman tetap bisa bermain dengan nyaman.
Malam itu, di pesisir pantai,
Kupi bertanya pada ayahnya. “Ayah, mengapa kita tidak lagi pernah bisa bertemu
dengan Bangau Putih, teman ayah? Aku juga sudah rindu bertemu dengan sahabat-sahabat
kecilku. Aku sudah lama sekali tidak bertemu dengan Upi, Kuro, Bangau Cilik,
dan Momo. Mengapa sekarang susah sekali kita bertemu dengan mereka ya?”
Sambil berjalan pelan di
gundukan pasir, ayah Kupi menjelaskan pelahan. “Kupi, sayang sekali hutan bakau
tempatmu bermain sudah rusak. Ayah dengar dari Paman Nelayan, manusia di
pesisir pantai sana ingin membuat bangunan-bangunan yang tinggi menjulang.
Mereka butuh lahan yang luas. Mereka menebang habis hutan bakau. Mereka
membangun gedung tinggi menjulang ke langit di atas taman bermainmu itu.” Ayah
menjelaskan pelahan. Sesungguhnya ia tidak ingin Kupi sedih, tetapi bagaimana
lagi? Ayah tidak ingin Kupi terus menanti tanpa kepastian.
Kupi tertunduk sedih. Pupus sudah harapannya bertemu lagi dengan sahabat- sahabat kecilnya. “Mengapa manusia begitu jahat, Ayah?
Mengapa manusia tidak
memikirkan kita, makhluk kecil di pesisir pantai? Mengapa manusia hanya
memikirkan dirinya sendiri?” Kupi meratap pelan, namun penuh amarah.
Ayah ingin menenangkan hati
Kupi. Ia menambahkan, “Sebenarnya, ketika hutan bakau tempatmu bermain
ditebang, manusia pun menerima akibat buruknya, Kupi. Air laut akan semakin
mudah mencapai daratan. Tidak ada lagi pohon bakau yang menahan. Lama-kelamaan,
air tanah di sekitar pantai akan menjadi air asin. Manusia ‘kan tidak bisa
minum air asin, Kupi.” Ayah berusaha menjelaskan panjang lebar.
Ayah kemudian menambahkan.
“Dengan rusaknya pantai akibat penebangan bakau, kegiatan manusia pun menjadi
terganggu. Sekarang wisatawan yang berkunjung ke pantai ini semakin berkurang.
Para pedagang yang dulu berjualan di sekitar sini tidak ada lagi. Pemandu
wisata yang biasa menjelaskan tentang keindahan pantai dan hijaunya bakau pun
sudah jarang terlihat. Nelayan yang biasa menjual hasil tangkapan mereka pun
tinggal sedikit.”
Kupi tidak terhibur oleh
penjelasan ayah. Pikirnya, biarkan saja manusia menerima akibat dari
perbuatannya sendiri. Manusia memang sering tidak bijak. Kupi hanya ingin
berdoa semoga suatu saat nanti hutan bakau akan kembali. Semoga suatu saat
nanti ada lagi taman tempatnya bermain. Semoga suatu saat nanti ia masih bisa
bertemu dengan sahabat-sahabat kecilnya. Kupi hanya bisa berdoa, semoga kelak
manusia bisa bertindak lebih bijaksana. Semoga!
[Santi Hendriyeti]
Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan cerita di atas!
1. Siapa
yang tinggal di dalam hutan bakau?
2. Apa
yang biasa dilakukan Kupi dengan ayahnya?
3. Mengapa
Kupi sedih dan marah?
4. Gambarlah
salah satu tokoh! Tulislah pendapatmu tentang tokoh tersebut!
Komentar
Posting Komentar