TEMA 4 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 6
TEMA 4
BERBAGAI PEKERJAAN
SUBTEMA
1. JENIS-JENIS PEKERJAAN
PEMBELAJARAN
6
Tahukah kamu bahwa kejujuran
merupakan hal penting dalam setiap pekerjaan?
Ayo Membaca
Baca kembali teks tentang
‘Pemimpin Idola, Pemimpin Yang Jujur’ yang terdapat dalam pembelajaran 4 dalam
hati.
Pemimpin
Idola, Pemimpin yang Jujur
Ida, teman sebangku aku. Mungil, berkulit
hitam manis, tidak banyak bicara, dan pandai itulah cirinya. Ia seorang anak
yang sederhana. Ayahnya sudah lama meninggal. Ia tinggal bersama ibu dan
adiknya.
Ida
anak yang sangat pandai. Nilai-nilainya yang selalu bagus, memberinya
kesempatan meneruskan sekolah tanpa biaya. Semua buku pelajaran dan
perlengkapan ditanggung oleh sekolah. Ida tak pernah malu dengan kondisi
keluarganya. Bahkan ia semakin rajin belajar dan terus berprestasi. Ida juga
selalu menjadi tempat bertanya jika teman-temannya mengalami kesulitan dalam
pelajaran. Teman-teman memilih Ida sebagai ketua kelas. Pandai, tenang, dapat
berkomunikasi dengan baik, serta mampu menjaga ketertiban kelas menjadi modal
utamanya.
Hari
ini, Ibu Tati mengingatkan tentang ulangan matematika. Sebagian siswa tidak
siap. Termasuk Gugut, si jagoan bola, yang duduk di belakang kami. “Waduh, saya
belum belajar, Bu! Kemarin saya seharian bermain bola sampai sore. Pulang ke
rumah langsung tidur, Bu!” protesnya. Ulangan tetap berlangsung. Gugut resah.
Ia menengok ke kiri dan ke kanan. Tiba[1]tiba,
ditendangnya kursi Ida dari belakang. “Ssstt..Ida! Bantu aku dong! Geser
sedikit ke kiri, agar aku bisa melihat jawaban di kertas ulanganmu!” pinta
Gugut.
Ida
bergeming. Ia hanya menggelengkan kepala pelan, tanpa menengok ke belakang.
Gugut mengganggunya lagi.
“Ayo
dong, Ida. Sekali ini saja. Nanti aku beri kamu uang sepuluh ribu rupiah. Kamu
bisa jajan kue di kantin,” rayunya.
Gugut
tahu benar Ida tidak pernah jajan di kantin. Ibunya tidak memberinya bekal uang
jajan. Ida selalu membawa sebungkus nasi dan lauk dari rumah.
Namun,
di luar dugaan Gugut, Ida tidak terusik. Sekali lagi ia menggeleng pelan.
Sampai waktu berakhir, Gugut terpaksa menyerahkan kertas ulangannya dengan
lunglai.
Pada
waktu istirahat Ida menghampiri Gugut.
“Maaf
ya, Gugut. Aku bukan tidak ingin membantumu. Menyontek dan memberi contekan
kepada teman, adalah perbuatan tidak jujur. Bahkan, perbuatan tersebut bisa
dianggap sebagai korupsi kecil-kecilan,” katanya kepada Gugut.
“Ah,
Ida. Masa menyontek sekali saja dianggap korupsi? Setahuku korupsi nilainya
milyaran, dan hanya dilakukan oleh pejabat berkuasa,” kata Gugut. “Gugut,
justru kita harus melatih diri. Korupsi dan menyontek sama-sama mengambil hak
orang lain. Bernilai kecil atau besar, tetap saja tidak jujur.
Kita
membiasakan diri bertingkah laku lurus, mudah-mudahan ketika besar nanti kita
tidak akan tergoda untuk melakukan korupsi. Dalam bentuk apapun!” Ida
menambahkan dengan panjang lebar.
Aku
dan teman-teman sekelas yang ikut mendengarkan percakapan Ida dan Gugut terdiam
setuju. Memang tidak salah kami memilih Ida sebagai pemimpin di kelas. Tidak
sekadar pandai, Ida juga patut dijadikan teladan.
1. Buatlah
pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang cerita di atas!
2. Tuliskan
pendapatmu tentang masing-masing tokoh yang terdapat dalam cerita.
3. Tuliskan
pendapatmu tentang konflik yang terjadi.
4. Tuliskan
pendapatmu tentang pesan moral yang terdapat dalam cerita.
Komentar
Posting Komentar